Jumat, 17 Juni 2016

Tugas 7 Review Jurnal 3

1.      Judul Penelitian : Relevansi Nilai Selisih Loans Book Value dan Loans, Fair Value,Book Value Per Share, Earning Per Share  Dan Ukuran Perusahaan
2.      Penulis : Dina Bakti Pertiwi1, Novrys Suhardianto  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga
3.      Nama Jurnal :  Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 17, No. 2,   November 2015,82-90
4.      Tahun Terbit :   2015
5.      Latar Belakang Penelitian          
Sejak Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) berkomitmen menerima IFRS pada 2008, proses konvergensi PSAK terhadap IFRS terus berlangsung sampai kesenjangan antara PSAK dan IFRS semakin mengecil dengan harapan relevansi laporan keuangan menjadi lebih baik. Salah satu dampak konvergensi PSAK terhadap IFRS adalah kecenderungan meninggalkan historical cost menuju fair value meskipun perdebatan soal kedua metode penilaian tersebut belum berakhir (Drago, et al. 2013). Penggunaan historical cost dipandang akan mengurangi relevansi laporan keuangan dalam pengambilan keputusan .
Penggunaan fair value sangat disarankan oleh  standar akuntansi keuangan nomor 55 (PSAK 55) untuk instrumen keuangan. Salah satu instrumen keuangan paling dominan di perbankkan adalan loan atau pinjaman. Karena penggunaan fair value dapat meningkatkan relevansi namun berpotensi tidak andal, ketika tidak ada harga pasar yang dapat mengevaluasi aset dan liabilitas keuangan. penggunaan fair value dapat mewakili intervensi pemerintah yang lebih tepat, melalui pengaturan pasar dan harga, untuk lembaga-lembaga yang bermasalah.
mengungkapkan nilai wajar untuk instrumen keuangan sangat memengaruhi perbankan karena instrumen keuangan adalah komponen utama aset dan liabilitas bank. Berdasarkan PSAK 55, kredit (loans) diukur pada biaya perolehan diamortisasi dan bank wajib mengungkapkan nilai wajarnya dalam catatan atas laporan keuangan.dengan demikian pngungkapan loans fair value ini diharapkan dapat menambah relevansi saldo loan. informasi akuntasi dikatakan relevan apabila mampu mempengaruhi harga pasar saham.
Pengguna laporan keuangan bank tertarik mengetahui kualitas dan nilai loan sebagai dasar pengambilan keputusan ketika nilai loan sangat signifikan. Di samping itu, kualitas loan yang tergambar dalam nilai wajar loan juga menarik minat pengguna laporan keuangan karena mampu merepresentasikan kemampuan bank dalam mengelola pinjaman yang diberikan. Nilai wajar loan tidak cukup bermakna jika tidak dibandingkan dengan nilai perolehannya. selisih antara loans book value dengan loans fair value mampu mendeteksi kemampu manajemen bank dalam menjaga kualitas loan. Kualitas loan yang baik tentu akan direspon secara positif oleh pengguna laporan keuangan

6.      METODE PENELITIAN
·         Metode yang di guanakan adalah metode kuantitatif,dengan metode pengamatan dari tahun 2010 sampi dengan tahun  2013.
·         Sumber data yang di gunakan dalam metode ini adalah data skunder yang di dapat dari web resmi bursa efek indonesia (www.idx.co.id), Bank Indonesia (www.bi.go.id), dan Yahoo Finance (www.finance.yahoo.com)
·         Variabel independen dalam penelitian ini, antara lain : selisih loans book value dan loans fair value, book value per share, earnings per share dan ukuran perusahaan. Variabel dependen adalah harga saham.
7.      HASIL PENELITIAN
Perusahaan yang digunakan sebagai sampel berjumlah 27 perusahaan perbankan yang terdaftar dalam bursa efek indonesia yang telah memenuhi kriteria sampel dengan periode pengamatan selama tahun 2010-2013.


Berikut ini merupakan analisis statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian.


Maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa selisih loans book value dan loans book value, book value per share, earnings per share dan ukuran perusahaan memiliki kontribusi sebesar 83,3% dalam mempengaruhi harga saham sedangkan 16,7% sisanya dipengaruhi oleh variabel independen lain yang tidak diteliti.




Berdasarkan pada Tabel 4 dan Tabel 5, hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa nilai β untuk variabel book value per share (BVE) adalah bertanda negatif dengan nilai signifikansi β sebesar 0,009 lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05 maka secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari book value per share terhadap harga saham. Hal ini sesuai dengan penelitian Drago, et al. (2013). Tetapi penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Agostino, et al. (2012). Book value per share menunjukkan aktiva bersih yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham, dimana aktiva bersih adalah sama dengan total ekuitas pemegang saham (Jogiyanto, 2007). Jumlah saham beredar yang tinggi namun tidak diimbangi dengan kenaikan jumlah ekuitas atau aktiva bersih akan menyebabkan kinerja pasar atau peluang pasar rendah dan berdampak pada rendahnya harga saham serta sebaliknya


Kesimpulan : 
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selisih loans book value dan loans fair value berpengaruh dan mempunyai value relevance dalam menjelaskan harga saham ketika loans book value dan berbeda dengan loans fair value-nya. Hal ini menandakan bahwa pengungkapan loans fair value yang merupakan syarat wajib bagi perbankan akan direspon oleh investor ketika loans book value dan loans fair value-nya mempunyai perbedaan nilai, sehingga dapat disimpulkan bahwa selisih loans book value dan loans fair value mempunyai value relevance dalam menjelaskan harga saham. Book value per share berpengaruh dan mempunyai value relevance dalam menjelaskan harga saham ketika earnings tidak menggambarkan laba masa depan. Hal ini menandakan bahwa informasi book value per share akan direspon investor ketika earnings tidak menggambarkan pengukuran yang baik untuk laba masa depan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar