Sabtu, 14 November 2015

Seberapa Sering Kamu Mengucap Syukur?




Pernah engga sih kalian melihat orang-orang yang hidup di pinggiran jalan? Orang-orang yang hidupnya kurang atau bahkan mungkin jauh kurang beruntung dari kalian? Dan bagaimana perasaan kalian saat melihat mereka sedaang berjuang untuk mencari uang?

Seperti misalnya banyak anak-anak di luar sana yang rela putus sekolah demi mencari uang untuk memenuhi kebutuhan perhari mereka, demi untuk bertahan hidup. Mereka yang tinggal di pinggiran jalan, bahkan ada juga mereka yang hidupnya di bawah kolong jembatan atau di pinggiran kali sekalipun.bahkan ada mereka yang tidak memiliki rumah dan tinggal di sebuah gerobak bersama anak dan istrinya.  Ya allah, sungguh serba kekuarangan sekali mereka.

Tapi, Pernah ga sih kalian bayangkan gimana rasanya jadi mereka? Gimana rasanya hidup serba kekuranagan? dan apakah kalian sanggup jika berada di posisi mereka semua?

Seringkali kita melihat selalu ke atas, kita selalu berfoya-foya,menghambur-hamburkan uang dengan jalan jalan,berbelanja,beli barang-barang yang bermerek dan sebagainya,tanpa menyadari bahwa sesungguhnya masih banyak orang-orang yang hidupnya jauh lebih kurang beruntung dari pada kita. Seringkali kita terlena dengan semua yang telah kita miliki sampai kita lupa untuk bersyukur dan berbagi kepada orang-orang yang membutuhkan, kepada orang-orang yang hidupnya jauh lebih kurang beruntung dari kita. Jangankan untuk membeli barang-barang yang bermerek,untuk jalan jalan berbelanja,untuk makan saja mereka susah, mereka harus berjuang mencari uang untuk bisa mendapatkan sesuap nasi untuk dirinya dan untuk keluarganya.

Saya sering sekali melihat anak kecil ngamen di jalanan,terkadang bukan hanya anak kecil saja sih kebanyakan pengamen,tetapi orang dewasa juga, bahkan tidak sedikit dari mereka yang memaksa agar kita memberikan uang kepada mereka.ya allah kejadian seperti ini yang sering kali terjadi apabila naik kendaraan umum seperti angkutan kota. Dan akhir-akhir ini saya sering melihat seorang wanita yang membawa anaknya yang masih balita untuk di ajak mencari uang seperti mengamen. Apakah harus seperti itu caranya untuk mencari uang? Dengan cara menjadikan anaknya sebagai bahan belas kasihan untuk mendapatkan uang? Miris sekali saya melihatnya, memang betul di jaman sekarang ini mencari pekerjaan memanglah sulit apalagi jika tidak mempunyai keterampilan khusus dan hanya berijazah SD atau bahakan tidak sekolah sama sekali, tapi kan bisa mencari alternatif lain untuk dapat memdapatkan uang tanpa harus mengorbankan sesuatu yang dapat membahayakan untuk dirinya dan orang lain di sekitarnya,seperti misalnya bekerja sebagai pembantu rumah tangga,atau apapun itu selama tidaak membahayakan.

Ternyata masih banyak orang-orang yang hidupnya tidak seberuntung kita, tidak memiliki rumah dan fasilitas seperti yang kita punya sekarang ini, bersyukurlah pada tuhan atas segala sesuatu yang telah  ia berikan kepada kamu, sesuatu yang sudah kamu dapat hingga hari ini, dan sesungguhnya ketika kita mengucap syukur kepada tuhan,ia akan senantiasa menambahkan nikmat dan rahmatnya kepada kita dan pastinya jangan lupa berbagi kepada saudara-saudari kita yang membutuhkan, sekecil apapun yang kita berikan akan sangat berharga untuk mereka ,sesungguhnya jika kamu memberikan sedikit rizkimu untuk mereka maka senantiasa tuhan akan melimpahkan,menambah rizkimu, masya allah indahnya berbagi apabila kita dapat melihat mereka tersenyum lepas dengan apa yang kita bagikan untuk mereka,tidak perlu barang-barang yang berharga atau makanan mahal yang terpenting adalah berbagi dengan tulus dan ikhlas tanpa ada maksud untuk ria agar mendapat pujian dari orang lain. Dan mulai saat ini berhentilah untuk berfoya-foya,menghambur-hamburkan uang ,cobalah untuk peduli kepada lingkungan di sekitarmu dan saling berbagi kepada mereka yang membutuhkan. dan semoga tidak ada lagi pengamen-pengamen yang bersifat memaksa seperti yang sudah saya ceritakan di atas, sesngguhnya mereka sangat mengganggu kenyamanan dalam naik kendaraan umum. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar